Selong (halolombok)—Kemelut tambang pasir ilegal di Lombok Timur mulai memanas. Masyarakat yang kontra mulai berhadap hadapan dengan pemilik tambang galian C dan pekerjanya, sehingga nyaris terjadi adu jotos.
Massa yang tidak puas juga melakukan tindakan anarkis dengan melakukan pembakaran seperti membakar berugak di salah satu lokasi tambang. Begitu juga, keributan kembali terjadi saat perwakilan pemerintah provinsi NTB dan Lombok Timur melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke beberapa lokasi.
Informasi yang dikumpulkan media halolombok, diduga Inspeksi mendadak Pemerintah Provinsi NTB terhadap keberadaan beberapa tambang galian C di Kecamatan Labuhan Haji dan Kecamatan Kalijaga, Lombok Timur diduga bocor.
Pasalnya, saat Sidak tim dari pemerintah diikuti warga di Desa Korleko Selatan, Kecamatan Labuhan Haji. Akibatnya warga sempat bersitegang dengan pekerja tambang. Melihat kerumunan warga, seroang pekerja tambang sempat menghidupkan mesin alat berat ekskavator yang memicu tindakan anarkis.
Warga yang tidak terkendali melakukan pelemparan ke eksavator hingga membuat kaca alat berat itu rusak, kejadiannya Senin sore (4/11)
Sikap dari pekerja tambang galian C itu seolah melakukan perlawanan dan menantang sehingga memicu kemarahan warga dan memaksa pekerja alat berat tersebut turun. Masih beruntung operator alat berat eksavator berhasil melarikan diri dari kejaran massa .
Warga mengaku tidak mengetahui motif para pekerja tambang melakukan perlawanan saat warga datang dan pemerintah melakukan Sidak. Di lokasi kejadian infonya Babinsa dan Babinkamtibmas menyita banyak senjata tajam.
Tambang galian C yang digeruduk warga diduga milik oknum penegak hukum yang belum memiliki izin, warga Korleko akan terus mengawal semua tambang yang ada di Korleko Selatan.
Untuk menyelesaikan konflik tambang pasir bermasalah itu, infonya warga bersama pemerintah desa akan membuat awik- awik desa sehingga permasalahan tidak lagi menimbulkan gejolak di masa.
Di pihak lain, sejumlah pemilik lahan tambang galian C mengaku keberatan dengan tindakan anarkis masyarakat, dan tim dari Pemprop dan Pol PP Lombok Timur yang datang membawa masa ke lokasi tambang mereka.
Akibatnya terjadi kerusakan yang disebabkan tindakan warga. Bahkan mereka mengancam akan mengadukan permasalahan ini ke ranah hukum.(hl)