Selong (halolombok) — Meski semua pengurus dan anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lombok Timur sudah kompeten karena telah mengikuti ujian Kompetensi wartawan (UKW), peningkatan kapasitas dan kemampuannya harus terus diasah.
Dalam rangka kegiatan peningkatan kapasitas, PWI Lotim menggelar pelatihan jurnalis dengan tema “Istiqomah Menjaga Profesionalitas Jurnalis” berlangsung di Pondok Jurnal, Senin (17/11).
Ketua PWI Lombok Timur, H. Muludin, mengatakan kegiatan ini ber tujuan untuk meningkatkan kualitas penulisan jurnalis, sehingga dapat menghasilkan produk jurnalistik yang akurat dan profesional.
“semua wartawan yang tergabung di organisasi PWI Lombok Timur kompeten, karena semuanya sudah mengikuti UKW, “ujarnya saat memberi sambutan.
Hadir semua anggota PWI Lombok Timur dari berbagai media seperti media cetak (koran), elektronik dan media online. Dua nara sumber dihadirkan Ketua dan Sekertaris PWI NTB.
Dalam kesempatan tersebut, Muludin juga mengucapkan terima kasih kepada Ketua PWI NTB, H. Nasrudin, yang hadir sebagai pemateri. Ia berharap kegiatan ini dapat membawa dampak positif bagi kualitas wartawan di Lombok Timur.
Sebagai salah satu wartawan senior di NTB, Muludin menekankan pentingnya setiap berita yang ditulis untuk mematuhi Undang-Undang Pers dan Kode Etik Jurnalistik. “Setiap berita yang dibuat harus mengikuti UU Pers dan Kode Etik yang baik dan benar,” tegasnya.
Sementara Ketua PWI NTB, H. Nasrudin, dalam pemaparannya menyoroti pentingnya menghasilkan berita yang baik, terutama menjelang Pilkada 2024. Ia mengingatkan para jurnalis untuk mengutamakan keberimbangan dalam pemberitaan agar tidak terjerat masalah hukum.
Nasrudin menjelaskan bahwa diskusi dari tiga organisasi Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) yang dibentuk PWI untuk tingkat provinsi menghasilkan dua hal penting. “Pertama, media harus menjaga profesionalisme dan memberikan ruang yang sama kepada semua kandidat dalam pemberitaan,” ujarnya.
Nasrudin menambahkan bahwa media yang memiliki kontrak kerja sama harus tetap menjaga standar pemberitaan yang adil. “Setiap media massa, baik online maupun cetak, harus memiliki alamat yang jelas dan bertanggung jawab,” jelas Nasrudin.
Dalam diskusinya, Nasrudin mengungkapkan bahwa banyak pasangan calon yang merasa dirugikan oleh pemberitaan. “Fenomena ini terjadi di NTB, dan kami berharap wartawan di Lombok Timur tidak melanggar kode etik,” ungkapnya.
Ia juga memberikan peringatan kepada wartawan yang terlibat dengan tim sukses untuk tidak mengabaikan kode etik. “Pemberitaan yang cenderung berpihak tanpa verifikasi dapat merusak reputasi media,” katanya.
Nasrudin menegaskan bahwa saat ini merupakan waktu yang berisiko bagi wartawan jika tidak mengikuti prinsip jurnalistik yang benar. “Kami ingin suasana Pilkada yang damai dan kondusif. Setiap wartawan perlu menjaga profesionalisme mereka,” tambahnya.
Ia mendorong adanya komunikasi dua arah antara wartawan dan tim sukses pasangan calon. “Ini penting agar tidak muncul pemberitaan yang negatif dan merugikan pihak lain,” tuturnya.
Nasrudin menekankan pentingnya verifikasi dalam setiap berita yang diterbitkan. “Verifikasi adalah hal utama yang harus dijaga dalam setiap laporan,” jelasnya.
Pengalaman Nasrudin terkait kritik yang diterima oleh media juga menjadi sorotan. “Kritik itu boleh, tetapi harus disertai konfirmasi dan verifikasi yang akurat,” ujarnya.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan wartawan Lombok Timur dapat lebih profesional dalam menyajikan berita. “Kita harus berkomitmen untuk menghasilkan berita yang akurat dan berimbang,” pungkas Nasrudin.
Pelatihan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi wartawan di Lombok Timur untuk lebih berkompeten dan profesional, terutama di tengah dinamika politik yang semakin berkembang menjelang Pilkada 2024.(hl)