Selong (halolombok)–Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Lombok Timur, H. Muludin mengingatkan masyarakat cerdas dalam memilih pemimpin, baik calon gubernur, walikota dan bupati.
Hal itu diungkapkan menanggapi adanya masyarakat yang masih bersikap apatis dalam menentukan pilihan. Pada setiap pemilu masih banyak yang golput alias tidak menggunakan hak pilihnya.
Sikap skeptis pemilih tersebut harus diurai benang merahnya. “Masih banyak masyarakat kita berpendapat memilih atau tidak sama saja, padahal satu suara itu sangat menentukan,” ujarnya.
Untuk mengurangi terjadinya golput, dimintanya pemerintah dan penyelenggara pemilu termasuk partai politik untuk memberikan sosialisasi ke pentingnya pemilu dan mahalnya satu suara sangat berharga untuk demokrasi.
Pria berkumis ini melanjutkan, mestinya pengetahuan pentingnya memilih dan pentingnya pemilu, dilakukan berkesinambungan. ” Pemerintah dan KPU lazimnya mensosialisasikan pesta demokrasi lima tahunan itu, ketika datang musim pilkada, itu yang tidak benar,”sebutnya.
Terkait mony politik dan serangan Pajar santer terdengar menjelang pemilihan, katanya hal ini sudah terlanjur dijadikan kebiasaan oleh kontestan dan masyarakat.
Untuk menang, calon tertentu melalui tim suksesnya akan menawarkan sejumlah uang ke masyarakat, dan masyarakat tidak menolak karena mereka juga membutuhkan.
Meski tindakan mony politik menyalahi aturan dan peru UU, tapi praktik ini tetap terjadi pada setiap Pileg dan Pilkada. “Budaya mony politik dan terima uang dari tim seseorang calon tradisi lima tahunan yang berkembang di masyarakat.
“Terima uangnya, hal itu tidak masalah. Siapa calon yang dipilih itu soal hati nurani, dan tidak seorang mengetahuinya saat mencoblos di kotak suara, kecuali di ketahui Allah dan pemilih itu sendiri,”ungkapnya (hl)