Mataram (halolombok)– Dalam upaya meningkatkan kualitas dan profesionalisme industri media di daerah, Dewan Pers semakin menekankan pentingnya verifikasi perusahaan pers serta uji kompetensi wartawan (UKW).
Anggota Dewan Pers terpilih asal Nusa Tenggara Barat (NTB), Yogi Hadi Ismanto, mengingatkan bahwa langkah ini krusial dalam membedakan pekerja pers profesional dengan mereka yang tidak memenuhi standar jurnalistik.
Menurut Yogi, verifikasi perusahaan pers tidak hanya sekadar formalitas administratif, tetapi juga berperan dalam menentukan kredibilitas media di mata publik dan mitra kerja, termasuk pemasang iklan.
“UKW dan verifikasi perusahaan pers memiliki keterkaitan erat dengan pihak lain, termasuk pemasang iklan. Ini menjadi tolok ukur apakah seorang wartawan benar-benar profesional atau sekadar mengklaim diri sebagai jurnalis,” ujar Yogi yang juga Ketua Forum TV NTB ini.
Yogi tidak bisa menapikan dan menemukan fakta mencengangkan bahwa di beberapa wilayah termasuk NTB, jumlah wartawan yang cukup banyak bahkan dia berseloroh jumlah mereka justru lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk setempat.
Fenomena ini ditengarai memicu ketidaknyamanan di kalangan pejabat daerah, sehingga beberapa di antaranya terpaksa menerapkan kebijakan satu pintu untuk mengatur interaksi dengan wartawan.
“Tidak jarang, ada oknum yang mengaku sebagai wartawan namun belum memenuhi syarat. Mereka justru bertindak seperti “preman” yang menggunakan profesi ini untuk menakut-nakuti pejabat daerah. Ini yang harus kita atasi bersama dengan regulasi yang lebih ketat,” tegasnya.
Sebagai respons terhadap situasi ini, Dewan Pers berkomitmen untuk terus memaksimalkan program UKW dan verifikasi perusahaan pers, meskipun anggaran mengalami efisiensi. “Tahun ini, meskipun ada penyesuaian anggaran yang membuat dana Dewan Pers tersisa Rp15 miliar, kami tetap menjadikan program UKW serta pendataan dan verifikasi perusahaan pers sebagai agenda utama,” lanjut Yogi.
Ketua PWI Lombok Timur, H. Muludin mengapresiasi langkah yang dibangun Dewan Pers untuk memajukan perusahaan pers dan wartawan yang profesional. ” Dari pemaparan Bang Yogi panggilan Yogi Hadi Ismanto, menarik untuk diketahui pemilik media dan para jurnalis khususnya di NTB,” ujarnya.
Adanya anggota Dewan Pers dari NTB, ini menjadi catatan sejarah, karena ini untuk pertama kali . Duduknya Bang Yogi di dewan pers diharapkan akan membantu sertifikasi perusahaan media yang ada di NTB dan peningkatan Uji Kompetensi Wartawan kedepannya
“Kami berharap agar wartawan di NTB mendapatkan berkah dari keberadaan Bang Yogi di dewan pers, seperti memperbanyak program UKW untuk jurnalis muda dan membantu verivikasi perusahaan media NTB yang belum bersertifikasi.(hl)