Tahapan proses pilkada serentak di seluruh Indonesia bersamaan dengan datang bulan kelahiran manusia termulia rahmatan Lil alamin yaitu Baginda Rasul Muhammad SAW.
Bulan Rabiul awwal adalah bulan yang setiap tahunnya diperingati oleh sebagian besar umat Islam di Indonesia untuk mengenang sosok manusia yang sangat cinta terhadap semua makhluk dan selalu mengajak kepada kebaikan dan keselamatan baik di dunia maupun diakhirat.
Untuk tahun 2024 ini, bulan tersebut bersamaan dengan tahapan proses Pemilukada serentak yang sudah memasuki masa penetapan dan kampanye calon.
Kaitannya dengan hal tersebut sejenak kita renungkan peristiwa penting yang patut kita contoh bagaimana menciptakan kedamaian ditengah perbedaan tentang siapa yang paling tepat untuk meletakan Hajar Aswad.
Peletakan Hajar Aswad, batu hitam suci yang terletak di sudut Ka’bah di Mekah, merupakan salah satu momen penting dalam sejarah Islam.
Peristiwa ini mengandung pesan moral yang relevan bagi calon kepala daerah 2024. Ada beberapa pelajaran berharga yang dapat diambil dari kisah tersebut, terutama dalam konteks kepemimpinan dan pelayanan publik.
1. Kepemimpinan yang Adil dan Bijaksana
Saat terjadi perselisihan di antara suku-suku Quraisy mengenai siapa yang berhak meletakkan Hajar Aswad, Nabi Muhammad SAW menawarkan solusi yang adil dan bijaksana. Beliau mengusulkan agar batu tersebut diletakkan di atas kain dan diangkat bersama-sama oleh perwakilan dari setiap suku. Hal ini menunjukkan pentingnya pendekatan adil dan inklusif dalam menyelesaikan konflik. Calon kepala daerah harus belajar untuk mendengarkan berbagai pihak dan menemukan solusi yang bermanfaat bagi semua, bukan hanya untuk kelompok tertentu.
2. Keterlibatan dan Kerja Sama
Kisah peletakan Hajar Aswad juga mengajarkan tentang nilai kerja sama dan keterlibatan semua pihak dalam proses pengambilan keputusan. Proses ini melibatkan partisipasi aktif dari semua suku, menunjukkan bahwa keberhasilan sering kali bergantung pada kolaborasi yang solid. Calon kepala daerah perlu membangun kerja sama yang baik dengan berbagai elemen masyarakat dan instansi terkait untuk mencapai tujuan bersama.
3. Integritas dan Kepercayaan
Peletakan Hajar Aswad dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan kejujuran, mencerminkan integritas yang tinggi dari semua pihak yang terlibat. Calon kepala daerah harus menjaga integritas dan membangun kepercayaan di mata masyarakat. Transparansi dan konsistensi dalam tindakan dan keputusan sangat penting untuk menciptakan kepercayaan publik.
4. Kepemimpinan dengan Empati
Nabi Muhammad SAW menunjukkan kepemimpinan dengan empati dan kepedulian terhadap masalah yang dihadapi masyarakat. Calon kepala daerah diharapkan memiliki empati terhadap kebutuhan dan aspirasi masyarakat yang mereka layani. Kepemimpinan yang berfokus pada kepentingan rakyat dan berusaha memahami tantangan yang dihadapi oleh masyarakat akan lebih efektif dan diterima dengan baik.
Dalam menghadapi pemilihan kepala daerah 2024, calon pemimpin sebaiknya menginternalisasi pesan moral dari peletakan Hajar Aswad ini. Dengan mengedepankan keadilan, kerja sama, integritas, dan empati, mereka dapat membangun kepemimpinan yang efektif dan bermanfaat bagi masyarakat.*