• Home
  • About
  • redaksi
  • Contact
Rabu, Desember 17, 2025
  • Login
halolombok.com
Advertisement
  • Home
  • Daerah
    • Mataram
    • Lombok Timur
    • Lombok Barat
    • Lombok Tengah
    • Lombok Utara
    • Sumbawa
    • Bima
    • Dompu
  • Kesehatan
  • Kriminal
  • Olahraga
  • Lifestyle
  • Nasional
  • Pendidikan
No Result
View All Result
  • Home
  • Daerah
    • Mataram
    • Lombok Timur
    • Lombok Barat
    • Lombok Tengah
    • Lombok Utara
    • Sumbawa
    • Bima
    • Dompu
  • Kesehatan
  • Kriminal
  • Olahraga
  • Lifestyle
  • Nasional
  • Pendidikan
No Result
View All Result
halolombok.com
No Result
View All Result
Home Daerah Opini

Desa Berdaya: Arah Baru Ikhtiar Membangun dari Akar di Usia NTB ke-67

sergapye@gmail.com by sergapye@gmail.com
Desember 16, 2025
in Opini
0
0
SHARES
29
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter


Oleh: Dr. H. Ahsanul Khalik – Staf Ahli Gubernur Bidang Sosial dan Kemasyarakatan

Peluncuran Desa Berdaya menandai perubahan cara pandang pemerintah daerah terhadap desa. Selama ini, desa kerap diposisikan sebagai penerima kebijakan, pelaksana program, dan objek pembangunan. Dalam pendekatan Desa Berdaya, posisi itu digeser secara mendasar: desa ditempatkan sebagai subjek utama perubahan, perancang masa depannya sendiri, di mana Pemerintah Provinsi hadir sebagai pengarah, penguat, dan penjamin keadilan.

Perubahan cara pandang ini menjadi penting karena sebagian besar persoalan sosial NTB berakar dan bermuara di desa. Kemiskinan ekstrem, stunting, keterbatasan layanan kesehatan, rendahnya kualitas pendidikan, persoalan buruh migran, hingga rapuhnya perlindungan sosial, semuanya memiliki wajah desa. Jika akar persoalan ada di desa, maka penyelesaiannya pun harus dimulai dari desa, dengan pendekatan yang lebih manusiawi, partisipatif, dan berkelanjutan.

Desa Berdaya hadir bukan sebagai program sektoral, melainkan sebagai kerangka besar pembangunan berbasis desa. Ia mengintegrasikan kerja perangkat daerah provinsi, kabupaten/kota, dan desa dalam satu orkestrasi. Program kesehatan tidak lagi berjalan sendiri, demikian pula pendidikan, sosial, ketenagakerjaan, pemberdayaan ekonomi, dan perlindungan perempuan serta anak. Semuanya bertemu di desa – di ruang hidup warga – dengan data yang sama, sasaran yang sama, dan tujuan yang sama.

Dalam konteks kesehatan dan stunting, Desa Berdaya menempatkan posyandu, kader kesehatan, dan keluarga sebagai pusat intervensi. Bukan hanya penyaluran bantuan gizi, tetapi juga perbaikan sanitasi, air bersih, literasi kesehatan ibu, serta pendataan keluarga berisiko secara akurat. Stunting tidak dipandang sekadar masalah gizi, melainkan persoalan sosial yang membutuhkan keterlibatan lintas sektor dan gotong royong warga.

Di bidang pendidikan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, Desa Berdaya mendorong desa menjadi ruang belajar. Sekolah desa, taman baca masyarakat, pendidikan nonformal, hingga pelibatan pemuda dalam inovasi sosial menjadi bagian dari ikhtiar menciptakan manusia NTB yang sehat, cerdas, dan berdaya saing. Pendidikan tidak lagi dibatasi oleh ruang kelas, tetapi tumbuh di tengah komunitas.

Persoalan buruh migran juga disentuh dari hulunya. Desa Berdaya mendorong pendataan yang rapi, literasi migrasi aman, penguatan keterampilan lokal, serta penciptaan peluang ekonomi berbasis potensi desa. Dengan demikian, migrasi menjadi pilihan sadar dan terlindungi, bukan keterpaksaan akibat kemiskinan dan sempitnya lapangan kerja.

Kekuatan utama Desa Berdaya terletak pada nilai-nilai yang menopangnya. Transparansi memastikan warga tahu dan ikut mengawasi jalannya pembangunan. Partisipasi membuka ruang musyawarah yang hidup, melibatkan perempuan, pemuda, dan kelompok rentan. Inovasi mendorong desa menemukan solusi kontekstual atas persoalannya sendiri. Akuntabilitas sosial menjaga agar kekuasaan tidak menjauh dari rakyat. Inklusi sosial dan gender memastikan tidak ada warga yang tertinggal. Kemandirian dan daya saing menguatkan ekonomi desa berbasis potensi lokal.

Nilai-nilai ini tidak dimaksudkan menjadi jargon, melainkan praktik sehari-hari. Balai desa yang terbuka, musyawarah yang substansial, data yang diperbarui, pelayanan publik yang ramah, dan BUMDes yang benar-benar produktif adalah wajah nyata Desa Berdaya. Di titik inilah kepercayaan antara negara dan rakyat dipulihkan, bukan lewat janji, melainkan lewat kerja yang dirasakan.

Peluncuran Desa Berdaya juga menegaskan bahwa pembangunan tidak bisa lagi berjalan sendiri-sendiri. Pemerintah provinsi memastikan bagaimana perangkat daerah bekerja terpadu. Pemerintah kabupaten/kota menjadi penghubung kebijakan dan pelaksanaan. Pemerintah desa menjadi panggung utama perubahan. Pemerintah pusat hadir melalui program kementerian dan lembaga yang diselaraskan dengan kebutuhan desa. NGO/LSM menguatkan pendampingan dan kontrol sosial. Dunia usaha dan perusahaan berkontribusi melalui CSR yang tepat sasaran. Perguruan tinggi menghadirkan pengetahuan dan inovasi. Media menjaga transparansi. Dan warga desa menjadi aktor utama.

Momentum launching ini semakin bermakna karena bertepatan dengan usia NTB ke-67. Pada usia itu, sebuah daerah seharusnya tidak lagi sibuk mengejar simbol kemajuan semata, tetapi mulai menata fondasi yang kokoh. Desa Berdaya adalah pilihan sadar untuk kembali ke akar, memastikan bahwa kemajuan yang dibangun tidak rapuh dan tidak meninggalkan siapa pun.

Jalan ini bukan jalan singkat. Ia menuntut konsistensi, kesabaran, dan keberanian menghadapi kenyataan. Namun sejarah selalu menunjukkan bahwa perubahan besar sering lahir dari langkah-langkah yang tampak sederhana: dari desa yang berani membuka data, dari warga yang mau terlibat, dari pemerintah yang bersedia mendengar, dan dari gotong royong yang dirawat.

Kelak, mungkin 16 Desember 2025 akan dikenang sebagai hari ketika NTB menegaskan arah barunya, bahwa desa bukan lagi pinggiran pembangunan, melainkan simbol perubahan. Dari desa, NTB membangun masa depannya. Dari akar, NTB menumbuhkan harapan. Dan dari ikhtiar bersama itulah, NTB Makmur Mendunia menemukan maknanya yang paling nyata.(*)

Previous Post

Prof. Kurniawan Bawa Visi Unram Unggul Berkelanjutan, Berdampak, dan Mendunia

Next Post

Dirgahayu NTB

Related Posts

Opini

Komunikasi Publik Dalam Penanganan Bencana

Desember 17, 2025
Opini

Tata kelola Kebencanaan

Desember 8, 2025
Opini

Desember 5, 2025
Kebijakan Publik Berbasis Cinta
Opini

Kebijakan Publik Berbasis Cinta

Juli 11, 2025
Next Post
Dirgahayu NTB

Dirgahayu NTB

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Browse by Category

  • Apps
  • Bima
  • Business
  • Daerah
  • Dompu
  • Entertainment
  • Fashion
  • Food
  • Gadget
  • Headline
  • Health
  • Kesehatan
  • Kriminal
  • Lifestyle
  • Lombok Barat
  • Lombok Tengah
  • Lombok Timur
  • Lombok Utara
  • Mataram
  • Mobile
  • Movie
  • Music
  • Nasional
  • News
  • Olahraga
  • Opini
  • Pendidikan
  • Politik
  • Review
  • Science
  • Sports
  • Startup
  • Sumbawa
  • Tech
  • Travel
  • Uncategorized
  • World
  • About
  • Redaksi
  • Privacy & Policy
  • Contact

© 2024 www.halolombok.com - copyright

No Result
View All Result

© 2024 www.halolombok.com - copyright

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In