Jakarta halolombok–– Pelaksanaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) yang digelar sejak 25–27 November 2025 menuai beragam gagasan strategis dari daerah. Ketua JMSI Nusa Tenggara Barat (NTB), H. Boy Mashudi, menekankan perlunya inovasi program pemberdayaan anggota sebagai langkah menjaga ekosistem media siber tetap sehat, berkualitas, dan kompetitif di tengah masifnya persaingan konten digital.
Menurutnya, tantangan media siber saat ini semakin kompleks. Media dituntut cekatan mengikuti perkembangan teknologi sekaligus tetap menjunjung integritas dan kualitas jurnalistik. Karena itu, Boy menyatakan JMSI Pusat memiliki peran penting sebagai motor penggerak peningkatan kapasitas anggota di seluruh wilayah Indonesia.
“Media siber hari ini berhadapan dengan tantangan yang sangat dinamis. Kita membutuhkan kesepahaman gerak dan aksi nyata untuk menjaga ekosistem media tetap sehat, kredibel, dan kompetitif. JMSI Pusat perlu memperbanyak program yang langsung menyentuh kebutuhan anggota di daerah,” tegasnya.
Penguatan Literasi dan Kolaborasi Melalui Program Berkelanjutan
H. Boy Mashudi menilai JMSI Pusat harus fokus memperkuat literasi digital, manajemen redaksi modern, serta adaptasi teknologi oleh seluruh anggota. Peningkatan kapasitas, kata dia, bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak agar media siber daerah tetap memiliki daya saing.
“Tidak cukup hanya rapat dan diskusi. Harus ada program yang sistematis, berkelanjutan, dan relevan dengan perkembangan teknologi. Kita perlu memastikan setiap anggota JMSI di daerah benar-benar naik kelas,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas daerah melalui jejaring media JMSI sebagai kekuatan strategis menghadapi era distribusi konten berbasis algoritma.
“Kerjasama konten lintas daerah dan lintas platform sangat penting. Ini bukan hanya soal berbagi berita, tapi membangun jaringan kerja yang saling menguatkan. JMSI Pusat bisa menjadi jembatan kolaborasi itu,” tambahnya.
*Usulan Program untuk Rakernas JMSI 2025*
Menjelang Rakernas yang berlangsung sejak 25 hingga 27 November 2025, H. Boy Mashudi menyampaikan sejumlah program inovatif yang dapat menjadi agenda prioritas organisasi. Program tersebut antara lain:
Pertama, Digital Media Skill Accelerator, yakni pelatihan intensif berkala bagi jurnalis dan pengelola media mengenai SEO terbaru, jurnalisme data, keamanan digital, verifikasi fakta, hingga penggunaan teknologi kecerdasan buatan secara etis.
Kedua, National Content Exchange Hub, yaitu pusat pertukaran konten antaranggota JMSI di seluruh Indonesia untuk memperluas jangkauan berita, memperkuat kualitas informasi, dan meningkatkan visibilitas media daerah di tingkat nasional.
Ketiga, Program Transformasi Media Daerah, berupa pendampingan khusus bagi media anggota yang sedang berkembang agar mampu beradaptasi dengan standar industri digital, termasuk transformasi manajemen bisnis, tata kelola redaksi, serta strategi monetisasi.
Keempat, JMSI Innovation Lab, laboratorium pengembangan ide dan teknologi yang fokus menciptakan perangkat pendukung media, seperti dashboard analitik, sistem manajemen berita berbasis AI, hingga pelatihan penggunaan teknologi digital mutakhir.
Kelima, Perluasan Kerjasama Strategis, yaitu kemitraan dengan kementerian, lembaga negara, perguruan tinggi, dan perusahaan teknologi untuk membuka akses pendanaan, pertukaran program, serta riset yang mendukung keberlanjutan industri media siber.
*Harapan pada Rakernas JMSI Pusat*
Boy berharap Rakernas JMSI yang berlangsung selama tiga hari ini tidak hanya menjadi forum rutin tahunan, tetapi benar-benar menjadi titik tolak lahirnya kebijakan strategis bagi masa depan media siber nasional. Menurutnya, daerah sudah siap bergerak dan membutuhkan dukungan program nyata dari pengurus pusat.
“Rakernas tahun ini momentum penting untuk mempertegas arah besar JMSI sebagai organisasi yang mampu membawa perubahan bagi ekosistem media siber Indonesia. Daerah siap bergerak, dan kami berharap JMSI Pusat memperkuat pondasi itu lewat program-program nyata yang inovatif dan berpihak pada kebutuhan anggota,” ujarnya.
Ia menambahkan, transformasi digital media di Indonesia memerlukan kepemimpinan organisasi yang visioner dan adaptif.
“Kita ingin JMSI menjadi organisasi yang relevan dengan zaman, adaptif terhadap teknologi, dan kuat dalam jejaring. Semua itu dimulai dari pemberdayaan anggota di daerah,” tutupnya.***






