Mataram (halolombok) – Bagi keluarga yang memasukkan putra putrinya menjadi calon anggota polisi, sebaiknya menghindari calo atau tawaran lain dari pihak tidak bertanggung jawab.
Polda NTB menegaskan komitmennya, untuk menyelenggarakan seleksi penerimaan anggota Polri yang bersih, transparan, akuntabel, dan humanis (BETAH). Hal itu ditegaskan dalam acara Penandatanganan Pakta Integritas dan Pengambilan Sumpah Panitia, Peserta, serta Orang Tua/Wali Penerimaan Terpadu Anggota Polri, Jumat (7/3/2025), di Gedung Sasana Dharma Polda NTB.
Kapolda NTB yang diwakili oleh Wakapolda, Brigjen Pol. Ruslan Aspan, menegaskan jika pihakny berupaya meningkatkan kualitas panitia rekrutmen, dengan pengawasan ketat baik internal maupun eksternal.
“Polda NTB bersinergi dengan berbagai lembaga seperti LSM, IDI, HIMPSI, Dukcapil, Dikbud, Disperindag, serta Universitas Bumigora untuk memastikan seleksi berjalan adil dan objektif,” ujarnya.
DIkatakan, dalam rekrutmen kali ini Polda NTB menerapkan sistem berbasis teknologi, dengan online system dan digital system, agar lebih transparan dan efisien.
“Kami ingin memastikan proses seleksi ini clean and clear, dengan prinsip one day service dan one day result, sehingga hasil tes bisa langsung diketahui peserta pada hari yang sama,” tandas Brigjen Pol. Ruslan Aspan.
Ia juga mengingatkan agar semua pihak mewaspadai praktik percaloan dalam seleksi anggota Polri.
“Tidak ada toleransi bagi calo atau oknum yang mencoba bermain dalam rekrutmen ini. Jika ada yang terbukti melakukan penyimpangan, sanksinya jelas, pemecatan dan proses hukum,” tegasnya.
Sementara Kepala Biro SDM Polda NTB, Kombes Pol. I Wayan Gede Ardana, S.I.K., M.Si., menambahkan jika mulai tahun ini, jalur seleksi Akpol hanya tersedia satu, yakni jalur reguler.
“Tidak ada lagi dikotomi antara jalur Rekpro, reguler, atau kuota khusus. Semua peserta harus melalui proses yang sama, tanpa pengecualian,” ungkapnya.
Untuk menjamin transparansi, panitia akan menampilkan nilai tes secara real-time di layar. Jika ada peserta yang merasa ada ketidaksesuaian dalam penilaian, mereka diberikan kesempatan untuk mengoreksi langsung ke panitia.
“Kami ingin masyarakat percaya bahwa kunci lolos seleksi adalah kemampuan diri sendiri, persiapan yang matang, dan latihan serius. Jangan pernah percaya pada calo atau orang yang menjanjikan kelulusan dengan imbalan uang,” tegas Kombes Pol. Ardana.
Ia juga mengingatkan panitia, khususnya tim konseling, untuk menjelaskan secara jelas dan tuntas alasan ketidaklulusan peserta, guna menghindari polemik di kemudian hari.
Dengan sistem yang lebih transparan dan berbasis teknologi itu, Polda NTB berharap dapat melahirkan calon anggota Polri yang berkualitas dan berdedikasi tinggi, serta semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri.(hl)